Telah lama cinta terbiar, dari cinta yang suci,
Telah lama cinta tersasar, dari cinta hakiki.
-Raihan, Cinta Hakiki
Ah, begitu rumitnya bila membicarakan cinta. Ada orang yang dengan begitu mudahnya jatuh cinta pada seseorang, namun ada pula orang yang sulit untuk mencintai. Ada yang membatasi definisi cinta sebagai cinta dengan lawan jenis, namun ada juga yang lingkup cintanya luas, menyelimuti seluruh alam semesta. Satu hal yang sering menimpa kita umat manusia adalah kita seringkali salah dalam memutuskan apa yang ingin kita cintai.
Memang cinta tidak bisa dipaksakan, terkadang ia muncul tanpa diundang, dan akan sangat sulit untuk memaksanya menghilang. Yang bisa kita lakukan untuk membersihkan hati dari cinta yang salah adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah dan berusaha mencintai Allah. Cinta itu memang tidak bisa dipaksakan, tapi ia bisa diusahakan. Meminjam kata-kata Salim A. Fillah, cinta adalah kata kerja. Kadang memang diperlukan usaha untuk bisa mencintai sesuatu. Perlu usaha yang keras untuk bisa bangun malam dan bermunajat pada Allah. Butuh usaha luar biasa untuk merelakan harta kita dikeluarkan untuk zakat dan infaq. Perlu usaha yang tidak ringan dalam menahan lapar dan haus saat berpuasa. Pun usaha keras juga harus diberikan dalam menghindarkan diri dari hal-hal yang dibenci Allah, seperti berbagai kegiatan maksiat yang hakikatnya hanyalah pemuas nafsu belaka. Usaha juga diperlukan dalam membatasi diri agar tidak berlebihan dalam hal-hal yang mubah.
Setelah usaha kita lakukan, pasrahkan semuanya pada Allah sahaja. Ialah yang menggenggam hati kita, dan sungguh, Allah telah memisahkan antara kita dan hati kita. Mohonlah pada-Nya agar dikaruniakan cinta kepada-Nya, setelah usaha-usaha mencintai itu kita lakukan. Mohon pada-Nya agar cinta-cinta kita yang telah tersasar kembali menemukan jalannya menuju surga.
Sedikit kutipan kesukaan saya tentang cinta kepada ummat yang diambil dari perkatan Ust. Rahmat Abdullah, Allahuyarham.
“Dakwah adalah cinta dan cinta akan meminta segalanya darimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk dan tidurmu. Bahkan lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan. Justru karena semua inilah akhirnya menjadi adaptasi bagi iman yang luhur. Teruslah bergerak hingga kefuturan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Tetaplah berjaga hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
Yogyakarta, Indonesia
15 April 2014, 22:22
H-1 responsi parasitologi blok 2.5
terima kasih hasna izin repost ya {}
ReplyDeletesama-sama Leny, monggo :)
Delete