And this, people, is urgently important.
Showing posts with label iman. Show all posts
Showing posts with label iman. Show all posts
Sunday, 6 July 2014
Monday, 30 June 2014
Reflection on surah Al Waqiah:75-79 by Nouman Ali Khan
Tafsir mengenai ayat yang paling saya sukai, dari salah satu surah favorit saya, subhanallah..
Wednesday, 21 May 2014
Bersabar
Pada masa akhir zaman seperti ini, tidak mudah untuk bertahan di jalan kebenaran. Begitu banyak pencampuran antara yang haq dan batil terjadi di sekeliling kita, semua seakan bersifat abu-abu. Tentunya bagi yang bermata hati jernih, akan tetap nyata baginya mana yang haq dan mana yang batil. Dan bila hatinya bersih, ia akan tetap memilih yang haq, meskipun sulit. Pernah kubaca dahulu, bahwa para pencinta kebenaran di masa kini, mereka bagaikan menggenggam bara api dalam menjaga kebenaran tersebut. Maka bersabarlah, luka bakar yang menggerogoti tangan kita kelak akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa kita tetap berusaha teguh dengan aturan-Nya di zaman yang serba amburadul ini. Bukankah dalam beragama diperlukan kesabaran yang besar? Seperti yang dipesankan Umar ra., kendaraan apapun yang kita pilih, baik syukur maupun sabar, akan membawa kita ke jalan keselamatan. Maka bersabarlah, dan ingatlah ridho Allah menanti di ujung jalan kesabaran ini.
Tuesday, 15 April 2014
Cinta yang Tersasar
Telah lama cinta terbiar, dari cinta yang suci,
Telah lama cinta tersasar, dari cinta hakiki.
-Raihan, Cinta Hakiki
Ah, begitu rumitnya bila membicarakan cinta. Ada orang yang dengan begitu mudahnya jatuh cinta pada seseorang, namun ada pula orang yang sulit untuk mencintai. Ada yang membatasi definisi cinta sebagai cinta dengan lawan jenis, namun ada juga yang lingkup cintanya luas, menyelimuti seluruh alam semesta. Satu hal yang sering menimpa kita umat manusia adalah kita seringkali salah dalam memutuskan apa yang ingin kita cintai.
Memang cinta tidak bisa dipaksakan, terkadang ia muncul tanpa diundang, dan akan sangat sulit untuk memaksanya menghilang. Yang bisa kita lakukan untuk membersihkan hati dari cinta yang salah adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah dan berusaha mencintai Allah. Cinta itu memang tidak bisa dipaksakan, tapi ia bisa diusahakan. Meminjam kata-kata Salim A. Fillah, cinta adalah kata kerja. Kadang memang diperlukan usaha untuk bisa mencintai sesuatu. Perlu usaha yang keras untuk bisa bangun malam dan bermunajat pada Allah. Butuh usaha luar biasa untuk merelakan harta kita dikeluarkan untuk zakat dan infaq. Perlu usaha yang tidak ringan dalam menahan lapar dan haus saat berpuasa. Pun usaha keras juga harus diberikan dalam menghindarkan diri dari hal-hal yang dibenci Allah, seperti berbagai kegiatan maksiat yang hakikatnya hanyalah pemuas nafsu belaka. Usaha juga diperlukan dalam membatasi diri agar tidak berlebihan dalam hal-hal yang mubah.
Setelah usaha kita lakukan, pasrahkan semuanya pada Allah sahaja. Ialah yang menggenggam hati kita, dan sungguh, Allah telah memisahkan antara kita dan hati kita. Mohonlah pada-Nya agar dikaruniakan cinta kepada-Nya, setelah usaha-usaha mencintai itu kita lakukan. Mohon pada-Nya agar cinta-cinta kita yang telah tersasar kembali menemukan jalannya menuju surga.
Sedikit kutipan kesukaan saya tentang cinta kepada ummat yang diambil dari perkatan Ust. Rahmat Abdullah, Allahuyarham.
“Dakwah adalah cinta dan cinta akan meminta segalanya darimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk dan tidurmu. Bahkan lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan. Justru karena semua inilah akhirnya menjadi adaptasi bagi iman yang luhur. Teruslah bergerak hingga kefuturan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Tetaplah berjaga hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
Yogyakarta, Indonesia
15 April 2014, 22:22
H-1 responsi parasitologi blok 2.5
Sunday, 6 April 2014
Iman
Al-imaanu yaziid wa yanqus.Iman itu senantiasa bertambah dan berkurang. Ia bertambah dengan laku ketaatan, dan berkurang dengan buat kemaksiatan. Dan bila kita mau jujur terhadap diri kita, perbuatan ketaatan atau kemaksiatan keduanya sepenuhnya pilihan kita. Kita tak bisa menyalahkan takdir setelah berbuat maksiat. Memang ada masanya iman kita melemah, tapi apa yang lantas harus kita lakukan untuk membuatnya naik lagi? Tetap berada pada sunnah Nabi, dengan begitu kita akan selamat.
Wallahua'lam
Subscribe to:
Posts (Atom)