Monday 30 June 2014

Reflection on surah Al Waqiah:75-79 by Nouman Ali Khan

Tafsir mengenai ayat yang paling saya sukai, dari salah satu surah favorit saya, subhanallah..





Tuesday 17 June 2014

Jangan Marah

Dalam hidup mestilah kita sering berinteraksi dengan orang lain, dan tak jarang pula dalam interaksi tersebut kita mengalami masalah yang akhirnya membuat kita kesal dengan orang lain tersebut. Bila menghadapi masalah dengan orang lain, kita cenderung menempatkan diri kita pada posisi tak bersalah, dan akhirnya kita kesal dengan orang lain tersebut. Padahal bisa jadi sebenarnya letak masalah ada pada diri kita. Kita yang tidak mengerjakan tugas tepat waktu, tidak profesional, tidak berkomunikasi dengan baik, hal-hal seperti ini dapat mencederai hubungan baik kita dengan rekan sejawat atau teman kita. Bila hal ini terjadi, bila kita merasa kesal dengan orang lain, yang pertama perlu kita pikirkan bukanlah mengapa orang tersebut selalu membuat kita jengkel, tetapi apa yang sudah kita lakukan sampai orang tersebut menjadi jengkel. Benarkah perbuatan saya? Pantaskah orang tersebut kesal dengan saya? Most of the time, the answer would be yes. Bila itu kasusnya, segeralah berlapang dada, memperbaiki kesalahan, dan meminta maaf kepada orang tersebut. Pun bila jawabannya No, lapangkanlah dada dan coba bina komunikasi dengan baik untuk memecahkan masalah. Jangan lupa untuk selalu menjaga kepala tetap dingin. Ingat sabda nabi, "Jangan marah, maka bagimu surga."

:)

More Syukur, Less Drama

Lihat dulu ke dalam. Ke dalam mana? Ke dalam diri sendiri. Ke dalam hati. Kadang-kadang kita merasa hidup kita berat dan menganggap bahwa masalah hanya menimpa diri kita. Tapi ada juga orang yang kelihatannya senantiasa bahagia, tersenyum, tertawa, meskipun mungkin hidupnya sangat sederhana. Meskipun mungkin kita tahu bahwa dia juga punya masalah yang mestinya memberatkan hatinya dan menghilangkan senyum dari bibirnya. Tapi kenapa ia masih saja bisa tertawa?

Mungkin jawabannya ada pada tingkat kesyukuran. Tiap orang barangkali berbeda dalam memahami syukur dan dalam melaksanakannya. Namun pada hakikatnya, syukur seharusnya membawa kebahagiaan bagi para pelakunya. Bila kita sudah merasa bersyukur, tapi masih sungguh berat menjalani hari yang banyak terisi masalah, mungkin cara bersyukur kita perlu dikoreksi. Syukur yang benar akan membawa kelapangan dada, ia akan membuat kita melihat segala masalah sebagai peluang untuk menjadi dewasa. Ia selalu bisa membuat kita melihat the sunny side dari segala peristiwa. Bila tak punya uang, kita jadi berhemat. Jika nilai kita buruk, kita belajar lagi untuk meningkatkan pemahaman. Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, pertanyaannya: bisakah kita melihat dan merasakan hikmah tersebut?