Monday 30 June 2014

Reflection on surah Al Waqiah:75-79 by Nouman Ali Khan

Tafsir mengenai ayat yang paling saya sukai, dari salah satu surah favorit saya, subhanallah..





Tuesday 17 June 2014

Jangan Marah

Dalam hidup mestilah kita sering berinteraksi dengan orang lain, dan tak jarang pula dalam interaksi tersebut kita mengalami masalah yang akhirnya membuat kita kesal dengan orang lain tersebut. Bila menghadapi masalah dengan orang lain, kita cenderung menempatkan diri kita pada posisi tak bersalah, dan akhirnya kita kesal dengan orang lain tersebut. Padahal bisa jadi sebenarnya letak masalah ada pada diri kita. Kita yang tidak mengerjakan tugas tepat waktu, tidak profesional, tidak berkomunikasi dengan baik, hal-hal seperti ini dapat mencederai hubungan baik kita dengan rekan sejawat atau teman kita. Bila hal ini terjadi, bila kita merasa kesal dengan orang lain, yang pertama perlu kita pikirkan bukanlah mengapa orang tersebut selalu membuat kita jengkel, tetapi apa yang sudah kita lakukan sampai orang tersebut menjadi jengkel. Benarkah perbuatan saya? Pantaskah orang tersebut kesal dengan saya? Most of the time, the answer would be yes. Bila itu kasusnya, segeralah berlapang dada, memperbaiki kesalahan, dan meminta maaf kepada orang tersebut. Pun bila jawabannya No, lapangkanlah dada dan coba bina komunikasi dengan baik untuk memecahkan masalah. Jangan lupa untuk selalu menjaga kepala tetap dingin. Ingat sabda nabi, "Jangan marah, maka bagimu surga."

:)

More Syukur, Less Drama

Lihat dulu ke dalam. Ke dalam mana? Ke dalam diri sendiri. Ke dalam hati. Kadang-kadang kita merasa hidup kita berat dan menganggap bahwa masalah hanya menimpa diri kita. Tapi ada juga orang yang kelihatannya senantiasa bahagia, tersenyum, tertawa, meskipun mungkin hidupnya sangat sederhana. Meskipun mungkin kita tahu bahwa dia juga punya masalah yang mestinya memberatkan hatinya dan menghilangkan senyum dari bibirnya. Tapi kenapa ia masih saja bisa tertawa?

Mungkin jawabannya ada pada tingkat kesyukuran. Tiap orang barangkali berbeda dalam memahami syukur dan dalam melaksanakannya. Namun pada hakikatnya, syukur seharusnya membawa kebahagiaan bagi para pelakunya. Bila kita sudah merasa bersyukur, tapi masih sungguh berat menjalani hari yang banyak terisi masalah, mungkin cara bersyukur kita perlu dikoreksi. Syukur yang benar akan membawa kelapangan dada, ia akan membuat kita melihat segala masalah sebagai peluang untuk menjadi dewasa. Ia selalu bisa membuat kita melihat the sunny side dari segala peristiwa. Bila tak punya uang, kita jadi berhemat. Jika nilai kita buruk, kita belajar lagi untuk meningkatkan pemahaman. Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, pertanyaannya: bisakah kita melihat dan merasakan hikmah tersebut?


Friday 23 May 2014

Nervous Tiada Tara

Jadi besok, 24 Mei 2014, akan diadakan seleksi untuk asisten praktikum Biokimia dan Patologi Klinik. Aku daftar Biokimia, dan bahkan belum sampai separuh materinya kureview lagi. Jadi judul post ini cukuplah menggambarkan perasaanku saat ini.

Bila memang Allah berkehendak, kehendak-Nya adalah selalu yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya. Ya Allah, bantu kami menghadapi hari esok dan jadikan kami ridho dengan segala ketentuan-Mu.

Wednesday 21 May 2014

Bersabar

Pada masa akhir zaman seperti ini, tidak mudah untuk bertahan di jalan kebenaran. Begitu banyak pencampuran antara yang haq dan batil terjadi di sekeliling kita, semua seakan bersifat abu-abu. Tentunya bagi yang bermata hati jernih, akan tetap nyata baginya mana yang haq dan mana yang batil. Dan bila hatinya bersih, ia akan tetap memilih yang haq, meskipun sulit. Pernah kubaca dahulu, bahwa para pencinta kebenaran di masa kini, mereka bagaikan menggenggam bara api dalam menjaga kebenaran tersebut. Maka bersabarlah, luka bakar yang menggerogoti tangan kita kelak akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa kita tetap berusaha teguh dengan aturan-Nya di zaman yang serba amburadul ini. Bukankah dalam beragama diperlukan kesabaran yang besar? Seperti yang dipesankan Umar ra., kendaraan apapun yang kita pilih, baik syukur maupun sabar, akan membawa kita ke jalan keselamatan. Maka bersabarlah, dan ingatlah ridho Allah menanti di ujung jalan kesabaran ini.

Saturday 17 May 2014

Love is on the Radio

Hey!

So, belakangan ini gue lagi terobsesi banget sama lagu barunya McFly, Love is on the Radio. Sebenernya ini aslinya dinyanyiin sama band McFly (British band, bagi yang gak tau McFly), tapi versi favorit gue adalah yang dinyanyiin Tom (personil McFly) sama istrinya, Giovanna (Gi) Fletcher. So sweet banget, my favourite couple <3. Pas syuting video ini Gi lagi hamil, dan sekarang anaknya udah lahir, namanya Buzz Michelangelo Fletcher, haha.. Okedeh, ini lagunya, check this out guys ;]

Love is on the Radio


I was alone and my stomach was twisted,
But I can get up now, the dark clouds have lifted
Back in the old life, before you existed,
I couldn't see right, my windows were misted

Said one word, made me feel much better,
Starts with L and it's got four letters

Things are looking up, looking up (hey!)
There's magic everywhere you go
Strangers stop to say hello (hello, hello, hello)
So turn it up, turn it up (hey!)
As loud as you can make it go
'Cause love is on the radio

Now that I've found you, my heart's beating faster,
We could be happy forever and after
We could be married, like Mrs and Mr,
We'll have a son and we'll give him a sister ;]


Just one thing holding us together,
A four letter word and it lasts forever

Things are looking up, looking up (hey!)
There's magic everywhere you go
Strangers stop to say hello (hello, hello, hello)
So turn it up, turn it up (hey!)
As loud as you can make it go
'Cause love is on the radio

Love is on the radio
Love is on the radio (turn it up, turn it up)
Love is on the radio (turn it up, turn it up)
Love is on the radio (turn it up, turn it up)
Love is on the radio (turn it up, turn it up)
Love is on the radio (turn it up, turn it up)
Love is on the radio (turn it up, turn it up)
Love is on the radio

Funny one thing led to another,
You came along, filled my days with colour
And its been an everlasting summer,
Since we found each other

Things are looking up, looking up (hey!)
There's magic everywhere you go
Strangers stop to say hello (hello, hello, hello)
So turn it up, turn it up (hey!)
As loud as you can make it go
Play until your speakers blow,
Listen 'til your ears explode,
'Cause love is on the radio

Sunday 11 May 2014

Incompatible

Kau tau, saat dulu kita masih sering berbicara, di hari-hari itu hanya kaulah yang ada di pikiranku. Kau memberikanku gambaran bgmn rasanya memiliki seseorang untuk dicintai. Pada saat itu, aku berusaha sebisa mungkin menyamakan frekuensiku denganmu, karena kita punya perbedaan yang tidak sedikit. Tapi aku tak mau kehilangan kamu, maka aku coba beradaptasi, menerapkan prinsip 'survival of the fittest' karena kupikir hubungan kita punya peluang untuk 'survive'.

Namun begitu, semakin hari aku merasa kita semakin jauh. Kita hanya baru berjumpa satu kali, saat kita berkenalan. Sebenarnya aku sangat ingin berjumpa denganmu lagi, sampai aku mencari celah sekecil apapun yang berpeluang mempertemukanku denganmu. Aku bahkan mempertaruhkan harga diriku dengan mengajakmu keluar untuk menikmati secangkir teh, undangan yang akhirnya kau tolak. Dan saat itu aku merasa sungguh bodoh karena mengajakmu pergi. Sampai sekarang aku masih belum bisa memastikan apakah penolakanmu itu karena kau tak ingin bertemu lagi denganku, atau memang benar karena kau tak ingin mengganggu aku dan temanku yang juga aku ajak untuk menemani kita.

Bahkan barangkali kau tak akan tau kalau orang utama yang ingin kuajak keluar malam itu adalah kamu, dan bukan temanku itu. Barangkali, kalau kamu tau, kamu akan mau pergi denganku?

Aku tidak tau hal apa pada dirimu yang begitu menarik untukku, bahkan aku pun belum yakin kalau aku benar-benar tertarik padamu. Mungkin kecerdasanmu, mungkin selera humormu, mungkin perhatianmu, atau sikapmu yang begitu romantis. Atau barangkali aku cuma jatuh cinta dengan konsep memiliki seorang kekasih.

Tapi akhirnya aku sadar (lagi) kalau hubungan kita tidak mungkin diterima oleh Tuhan, dan tidak masuk akal, sehingga aku memutuskan untuk menghapus seluruh percakapan kita; satu-satunya kenangan yang kumiliki tentang dirimu. Aku harus belajar untuk menjalani hariku seperti saat aku belum berjumpa denganmu, berpura-pura kau tidak pernah ada dalam hidupku.

Namun setelah itu pun aku gagal. Aku tak kuasa menahan diri untuk menceritakan kepadamu bahwa salah satu orang paling berpengaruh di dunia mengunjungi sekolahku. Aku tidak tau mengapa, tapi rasanya aku perlu menceritakan itu padamu. Aku belum bisa benar-benar menghapusmu dari hidupku.

Karena itu, aku tidak akan lagi berusaha untuk melupakanmu, berpura-pura kau tak pernah ada. Aku hanya akan berusaha sabar untuk menerima bahwa mungkin kita tidak ditakdirkan bersama, dan bahwa aku baik-baik saja.

Prosa bebas oleh:
Hasna Mardhiah

Wednesday 30 April 2014

Surat Untuk Siapa?

Jadi belakangan ini aku memulai sebuah proyek, apa itu? Menulis surat. Kedengarannya biasa ya. Tapi untuk siapa? Hayo ada yang bisa tebak gak? Untuk suamiku. Oke, ini mulai terdengar aneh.

Jadi tujuan menulis surat ini adalah bercerita tentang pengalaman menarik sehari-hari yang nantinya akan 'worth' untuk diceritakan ke suami kalo udah punya. Kalo lagi bosen gak ada bahan obrolan, buka aja suratnya. Dan di tiap surat aku tulis kolom 'Read: ... ' untuk tau tanggal dibacanya kapan, dan tentu saja ada tanggal penulisan suratnya. Hahaha, semoga saja ini ide yang bagus. Sejauh ini udah 4 surat yang kutulis. Seru banget lho, entah kenapa, ada sensasi tersendiri saat menulis surat untuk seseorang yang bahkan kita belum tau siapa. Mungkin ini aneh, tapi seru. Mungkin anda-anda ada yang ingin mencoba juga? Bisa kita lihat hasilnya kira-kira 4-5 tahun ke depan (atau lebih cepat :p). Hahaha.

PS. Jadi penasaran, siapa ya yang bakal baca surat-suratku itu? Hus, gak usah pikirin itu dulu, bikin laporan biokim aja dulu sana.

Wednesday 16 April 2014

Cinta yang Tersasar pt. 2

Segera istighfar sebelum semua kekal,
segera sudahi sebelum tertinggal sesal,
karena nafsu itu membutakan akal.
-Felix Siauw
Mari luruskan lagi niat dan bersihkan hati. Tak perlulah mengharap hal macam-macam, karena sungguh, pengharapan hanyalah pada Allah saja, karena Ialah yang tau apa yang terbaik buat kita, dan kepada-Nya jualah kita akan kembali. Tak usahlah mendoa jodoh seseorang yang spesifik. Apa yang kita pikir baik buat kita, belum tentu pula baik, dan apa yang kita sangka buruk untuk kita, belum tentu juga buruk, sungguh Allahlah yang Mahatahu, mohonkan pada-Nya agar mendapat yang terbaik sesuai pilihan-Nya.

Mari tuntun kembali cinta yang tersasar ke jalan cinta ilahi.

Tuesday 15 April 2014

Cinta yang Tersasar

Telah lama cinta terbiar, dari cinta yang suci,
Telah lama cinta tersasar, dari cinta hakiki.
-Raihan, Cinta Hakiki

Ah, begitu rumitnya bila membicarakan cinta. Ada orang yang dengan begitu mudahnya jatuh cinta pada seseorang, namun ada pula orang yang sulit untuk mencintai. Ada yang membatasi definisi cinta sebagai cinta dengan lawan jenis, namun ada juga yang lingkup cintanya luas, menyelimuti seluruh alam semesta. Satu hal yang sering menimpa kita umat manusia adalah kita seringkali salah dalam memutuskan apa yang ingin kita cintai.

Memang cinta tidak bisa dipaksakan, terkadang ia muncul tanpa diundang, dan akan sangat sulit untuk memaksanya menghilang. Yang bisa kita lakukan untuk membersihkan hati dari cinta yang salah adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah dan berusaha mencintai Allah. Cinta itu memang tidak bisa dipaksakan, tapi ia bisa diusahakan. Meminjam kata-kata Salim A. Fillah, cinta adalah kata kerja. Kadang memang diperlukan usaha untuk bisa mencintai sesuatu. Perlu usaha yang keras untuk bisa bangun malam dan bermunajat pada Allah. Butuh usaha luar biasa untuk merelakan harta kita dikeluarkan untuk zakat dan infaq. Perlu usaha yang tidak ringan dalam menahan lapar dan haus saat berpuasa. Pun usaha keras juga harus diberikan dalam menghindarkan diri dari hal-hal yang dibenci Allah, seperti berbagai kegiatan maksiat yang hakikatnya hanyalah pemuas nafsu belaka. Usaha juga diperlukan dalam membatasi diri agar tidak berlebihan dalam hal-hal  yang mubah.

Setelah usaha kita lakukan, pasrahkan semuanya pada Allah sahaja. Ialah yang menggenggam hati kita, dan sungguh, Allah telah memisahkan antara kita dan hati kita. Mohonlah pada-Nya agar dikaruniakan cinta kepada-Nya, setelah usaha-usaha mencintai itu kita lakukan. Mohon pada-Nya agar cinta-cinta kita yang telah tersasar kembali menemukan jalannya menuju surga.

Sedikit kutipan kesukaan saya tentang cinta kepada ummat yang diambil dari perkatan Ust. Rahmat Abdullah, Allahuyarham.
“Dakwah adalah cinta dan cinta akan meminta segalanya darimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk dan tidurmu. Bahkan lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan. Justru karena semua inilah akhirnya menjadi adaptasi bagi iman yang luhur. Teruslah bergerak hingga kefuturan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Tetaplah berjaga hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”

Yogyakarta, Indonesia
15 April 2014, 22:22
H-1 responsi parasitologi blok 2.5

Sunday 6 April 2014

Iman

Al-imaanu yaziid wa yanqus.
Iman itu senantiasa bertambah dan berkurang. Ia bertambah dengan laku ketaatan, dan berkurang dengan buat kemaksiatan. Dan bila kita mau jujur terhadap diri kita, perbuatan ketaatan atau kemaksiatan keduanya sepenuhnya pilihan kita. Kita tak bisa menyalahkan takdir setelah berbuat maksiat. Memang ada masanya iman kita melemah, tapi apa yang lantas harus kita lakukan untuk membuatnya naik lagi? Tetap berada pada sunnah Nabi, dengan begitu kita akan selamat.

Wallahua'lam

Sunday 23 March 2014

The Brother

Kita tidak pernah bisa memilih di mana kita dilahirkan, siapa orang tua kita, dan sesiapa saja yang singgah dalam kehidupan kita. Namun kini aku ingin sedikit bercerita tentang seseorang yang telah mengenalku seumur hidupnya, dari sejak aku belum ada di muka bumi ini.

Well, some of may have known his name, it's Muhammad Azzam. Tapi aku memanggilnya kakak. Jujur, dia merupakan salah satu orang paling berpengaruh dalam hidupku. Sejak kecil sampai SMP, kami bersekolah di sekolah yang sama (kecuali waktu TK). Secara umur kami berselisih 2 tahun, tapi secara akademik hanya 1, jadi lingkungan pergaulan kami masih lumayan dekat. Sejak kecil, kami banyak melakukan hal-hal bersama-sama. Acara tontonan teve kami sama. Ketertarikan kami sama-sama di bidang sains. Bahkan sampai pandangan politik kami pun hampir sama, cuma dia agak sedikit lebih ekstrem dari saya. (maap ya kak ._.v)

Waktu masih sekolah dulu, waktu SD, kami selalu pulang bersama-sama, naik angkot dan ojek. Lalu melakukan rutinitas yang sama: mandi, salat ashar, nonton teve sambil makan sore (karena sekolah kami full day school, kami baru sampai rumah pukul 3 sore) sampai waktu maghrib datang. Lalu kami salat maghrib berjamaah, biasanya sama Abi kalau Abi sudah pulang kerja. Lalu kami tilawah. Waktu SD dulu, "kewajiban" tilawah harian kami ditentukan kami kelas berapa: waktu kelas 3 ya 3 halaman, kelas 4 ya 4 halaman, dan seterusnya. Biasanya setelah itu kami menyempatkan nonton teve (sebisa mungkin gak ketahuan Abi Ummi, hehe) tapi cuma sebentar karena kami harus mengerjakan PR. Setelah mengerjakan PR kami salat Isya dan tidur pukul 20.00. Hampir setiap hari rutinitas itu kami jalani. Lalu pada Jumat dan Sabtu malam, kami mendapat kompensasi untuk tidur pukul 22.00 karena biasanya ada film action seru di Trans TV. Hari Sabtu rutinitas tak tentu, dan hari Minggu, kami main game Harvest Moon di Playstation 1 dari pukul 9.00 - 15.00. Selalu begitu setiap minggu. Dan harus kuakui, game Harvest Moon yang paling menyenangkan memang yang di PS 1, yang di PS 2 dan 3 mengecewakan -..-

Saat SMP dulu, kami sama-sama bersekolah di SMPIT Al-Kahfi Islamic Boarding School. Semacam pesantren, tapi pakai kurikulum dari Diknas, bukan Depag. Jadi ini SMP, bukan MTs. Karena kakakku ikhwan, aku tidak bisa bertemu dengannya setiap hari. Namun karena dia memang 'ahli' komputer dari kecil, dia jadi asisten Pak Kiki di laboratorium komputer, dan aku mengikuti jejaknya di tahun-tahun berikutnya. Pada masa SMP inilah kami mulai bertemu dengan pelajaran Biologi, Fisika, dan Kimia. Fisika selalu menjadi fokus utama kakakku dulu. Karena aku memang anak yang 'ikut-ikutan', aku juga 'menganggap' kalau aku suka Fisika. Jadi aku mulai menanamkan kecintaanku pada pelajaran itu. Apalagi gurunya Pak Ilyas sama Pak Nunu, makin deh (makin apa? :p). Yaa pokoknya aku berhasil 'memaksakan' dalam pikiran bahwa aku suka Fisika, sampai akhirnya benar-benar suka. Gak sesuka itu sih, cuma sering jadi 'amazed' aja sama ilmu tersebut, khususnya Fisika Teori yang banyak membahas masalah-masalah filosofis seperti bagaiman alam semesta tercipta, bagaimana ia akan berakhir, apakah kita satu-satunya makhluk hidup, apa yang terjadi kalau atom dibelah, dan lain-lain. Tapi ternyata kakakku gak begitu tertarik dalam membahas masalah-masalah teoretis seperti ini, dia lebih suka hal-hal yang mekanis. Dasar lelaki (?)

Selain dari aspek sekolah, kakakku juga banyak mempengaruhiku dari aspek acara TV. Dulu aku bahkan sama sekali nggak tertarik untuk nonton Top Gear, tapi karena "terpaksa" ikutan nonton pas dia nonton, Top Gear jadi salah satu acara TV favoritku. Selain membahas dunia otomotif, pembawa acaranya humoris banget; Jeremy Clarkson si gorila, Kapten Lambat James May, dan Richard Hammond si pendek (relatif terhadap Jeremy, haha). Dan ternyata masing-masing mereka punya acara TV sendiri, favoritku James May's Man Lab. Dari kakakku pulalah aku belajar mendownload segala macam lewat torrent, dan sekarang aku sudah 'mendakwahkan' penggunaan torrent ke beberapa temanku, meskipun speedy mulai mem-blok thepiratebay, sedih :" (tapi untung masih ada proxy).

Sudah ah, intinya aku bersyukur banget punya dia sebagai kakakku. Meskipun di berbagai aspek dia gak bisa dijadikan teladan (haha maap ya kak), tapi I wouldn't ask for a better big brother than him.

Saturday 15 March 2014

Birmingham

Birmingham, dapat dicapai dengan dua jam kereta dari London ke arah barat laut. Kota multikultural yang begitu apik, di mana satu kepingan masa kecilku tersimpan di sana selamanya. Masa-masa paling bahagia dalam hidupku, so far. Setiap mendengar nama kota itu disebut, aku secara refleks akan menoleh dan mencari sumber suara itu. Bukan tidak mungkin suara itu bermaksud menyebutkan Birmingham, ibukota Alabama, salah satu negara bagian di Amerika Serikat. Tapi itu bukan Birminghamku, karena Birminghamku ada di tanah Albion.

Segala hal yang aku lakukan atau segala benda yang aku miliki yang bercirikan Inggris, merupakan upayaku untuk mengenang kembali masa-masa indah tersebut. Masa di mana hidupku terasa begitu sempurna. Ada Abi, Umi, Kakak, dan Imah yang menemaniku (meskipun keberadaan Hamzah dan Ibad juga merupakan kesempurnaan tersendiri). Masa di mana yang kukhawatirkan hanyalah jariku yang berdarah akibat bermain-main dengan 'kunci' pada kaleng makanan yang berfungsi sebagai pembuka kaleng. Aku ingat sekali saat itu jariku berdarah karena teriris tajamnya tepi kaleng, lalu aku mengadu pada Umi, dan Umi menjawab bahwa semua kesusahan yang kita alami di dunia adalah ujian dari Allah. Dan saat itu aku berpikir bahwa Allah sedang mengujiku dengan membuat jariku terluka.

Masa yang begitu indah di mana kami sering berjalan kaki. Berangkat sekolah diantar Abi, pulang sekolah dijemput Umi. Lalu kami mampir ke perpustakaan kota, dan membaca buku Avocado Baby, juga mampir ke supermarket kecil di samping rel kereta untuk membeli pelembab bibir karena bibir keringku akibat dinginnya cuaca sehari-hari di sana. Makan kebab dan fish and chips dari toko sebelah rumah yang penjualnya orang Pakistan. Rasa kebab di sana beda sama kebab di sini, entah bagaimana. Makan biskuit Star Wars, permen karet dari mesin permen karet koin di dekat rumah, nempel-nempel di heater karena kedinginan, shalat di atas kasur, hahaha.. Rasa-rasanya, bilah disuruh memilih masa-masa paling bahagia dalam hidupku, aku tidak perlu mencari lagi.

Kenangan tentang Birmingham ini cukup membekas dalam diriku. Aku berharap bisa kembali lagi ke sana suatu hari nanti, sekadar mengenang dan menelusuri jejak masa lalu, atau bahkan mungkin membangun keluarga baru di sana. Namun yang pasti, akan selalu ada ruang untuk kota multikultural itu di hatiku.


Sunday 5 January 2014

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

-Sapardi Djoko Damono

Ini puisi favoritku sepanjang masa :')

Euforia Akibat Mubes

Beberapa minggu yang lalu, gue mengikuti mubes dari organisasi-organisasi yang gue ikuti di FK, which are MSC, KaLAM, dan BEM. Untuk selain BEM (dan TBMM kayaknya), mubes berfungsi untuk milih ketua baru untuk periode selanjutnya dari organisasi tersebut. Yang berarti bahwa itu adalah masa pemilihan ketua baru MSC dan KaLAM.

Diawali dengan MSC. Hari pertama gak usah diceritain deh ya, soalnya ya itu, mbahas AD/ART (yang bahkan gue telat datengnya, sengaja) sama LPJ. Pas hari kedua ini yang seru, pas pemilihan ketua. Dari 5 calon: Deby, Harris, Chlara, Rendi, dan Dijay, yang maju sampe pemilihan cuma 3, Rendi, Chlara sama Dijay. Karena somehow Deby dan Harris berhasil mengundurkan diri. Singkat cerita, Rendi yang terpilih jadi ketua selanjutnya.

Rendi. Anak kelompok tutorial gue dulu, haha hebat ya. Sebenernya dia gak mau sih, tp akhirnya mau juga. Terus Rabu-Kamis depannya mubes KaLAM. Entah kenapa ini lebih emosional. Benar-benar mengaduk perasaan gue. Padahal awalnya gue udah fiks mau fokus di MSC aja di tahun kedua ini, tapi gegara mubes ini, terkuaklah emosi-emosi yang terpendam dalam diri gue mengenai KaLAM.

Jujur gue merasa kerja gue setahun kepengurusan kemarin di KaLAM bisa dibilang gak maksimal. Entah kenapa, sepertinya gue kemarin sedang semalas-malasnya menjalankan amanah di KaLAM. Setelah gue evaluasi, kemungkinan terbesarnya adalah karena kefuturan gue yang udah kronis. Terus pas mubes kemarin, gue baru ngerasain kalo gue merasa belong di sini. Diantara semua komunitas yang gue temukan di kampus, di KaLAM-lah gue merasa paling at home. Mungkin karena riwayat organisasi gue sebelumnya semuanya adalah organisasi kerohisan, atau simply karena Allah ingin menyampaikan rahmatnya dengan menunjukkan betapa berharganya teman-teman yang selalu berusaha untuk berada di dalam kesalihan. Berupaya bersama dan saling nasihat-menasihati demi menggapai surga bersama-sama. Kita maju bersama Allah menuju masa depan cemerlang (loh?).

Haha, tapi pada akhirnya, dengan berbagai pertimbangan, gue memutuskan untuk fokus di MSC. Meskipun sepertinya gue juga bakal tetep sering main ke sekre KaLAM. Meski gimanapun, rasanya hati gue akan tetap terpaut pada KaLAM.

Kalau di KaLAM kita mensalihkan diri, saat keluar tugas kita mensalihkan ummat. Bismillahi tawakkaltu 'alallah. Semoga keputusan gue bener.

Anyway, KaLAM dan MSC kan selalu bersinergi :P #IyaApa? #UdahMalem #MakinNgelantur #MenghiburDiri

Forga KaLAM 2013

Tim Syiar 2013