Monday, 25 November 2013

Mengenang Guru Kahfi

Bila engkau bercita-cita
Meraih masa depan gemilang
Tempa diri dengan saksama
Kerja keras amat dipentingkan

Bila kesulitan menghadang
Hadapi dengan senyuman
Ibadah dan doa dimantapkan
Hanya Allah tumpuan harapan

Bila sukses telah diraih
Jaga diri tetap rendah hati
Sujudlah untuk mensyukuri
Karena semua nikmat Ilahi

Jangan ujub, jangan sombong, In shaa Allah..

Pok ame ame, belalang kupu-kupu
Siang makan nasi, kalau malam minum susu
Rambate ratahayu tarik tambang,
Di sini makin lama makin senang

Andai aku burung bisa terbang bebas
Dikasih ongkos pun aku takkan pulang

Bangun pagi-pagi menuju masjid Kahfi,
Guna mengikuti tahajjud dan salat Subuh
Di sinilah aku ditempa dan dibina
Oleh ustadz-ustadzah yang baik

Sedikit bernostalgia, gara-gara admin di twitter alumni Al-Kahfi ngetweet banyak tentang guru-guru kita di Al-Kahfi dulu, jadi agak terbawa suasana nih, apalagi mengingat kalau hari ini hari guru. Terus pas saya cek FB, teman saya nge-post bait pertama dari lagu ini, lagu saat kami ospek (PETA--> pekan ta'aruf) SMP dulu. Aah, begitu rindu rasanya akan suasana pesantren dulu. Rasanya seperti berada di taman-taman surga. Baru sadar ternyata guru-guru saya dulu di sana orang-orang salih semua. Saya rindu aura kesalihan itu. Semangat berlomba-lomba untuk berprestasi, dan saat kami merasa lemah, guru-guru kami selalu bisa membakar lagi semangat kami, meskipun hanya dengan nasihat yang singkat. Betapa mulianya seorang guru, mereka merelakan sebagian besar waktu dan tenaganya untuk mendidik kami, murid-murid mereka. Janganlah kita durhakai mereka dengan menjadi manusia tak beradab dan menyalahgunakan ilmu. Berilah hadiah kepada mereka berupa kesuksesan kita, dan buat mereka bangga akan kita dengan menjadikan diri kita manusia paripurna yang Rabbani.

PS. itu dua baris titik-titik, saya lupa dua baris lagu ini, ada yang masih hafal? tolong dishare dong :)
PPS. Selamat Hari Guru Nasional (25 November)!

Sunday, 24 November 2013

A Success Within a Failure

Sebenarnya banyak yang ingin saya tuliskan di sini. Tapi pengalaman mengajarkan, kalau menulis terlalu banyak, ujung-ujungnya gak selesai, masuk draft, dan gak tersentuh lagi, akhirnya gak ter-publish dan cuma jadi bangkai tulisan yang menuh-menuhin draft. Kayak bayi yang keguguran. Udah makrosomia, keguguran pula. Sedih amat.

Saya cuma mau cerita tentang CBT terakhir ini. CBT terakhir saya kemarin adalah CBT terjelek saya sepanjang saya kuliah di sini. Saya sungguh berharap supaya tidak ada lagi nilai CBT yang seperti itu. Cukup sekali ini saja. Tapi yang ingin saya tekankan kali ini bukan tentang nilai saya yang jelek, tapi cerita tentang bagaimana saya menghadapi dan mempersiapkan CBT kemarin.

CBT saya dilaksanakan Jumat, 22 November 2013 pukul 9.00 - 11.00. Sebelum hari itu tiba, dari hari Senin sebenarnya kami sudah tidak ada jadwal kuliah lagi. Seharusnya banyak waktu untuk belajar kan? Seharusnya. Idealnya begitu. Ditambah lagi dua hari sebelumnya adalah Sabtu dan Minggu, jadi tambah banyak waktu belajarnya.

Tapi teman-teman, ternyata tidak sesimpel itu. Somehow, banyak sekali amanah yang harus dikerjakan minggu itu. Ditambah RnR di hari Selasanya. Ditambah ngedit soal yang sampe sekarang pun belum selesai. Singkat kata, belajar saya keteteran.

Sebenarnya kalau mau jujur, waktu-waktu itu seharusnya cukup untuk melakukan semuanya dengan baik. Tapi seperti biasa, saya dihancurkan oleh manajemen waktu saya yang kacau balau. Bila kau gagal merencanakan, berarti kau sedang merencanakan kegagalan. Hal itulah yang tepat saya alami kemarin. Saya benar-benar menyadari sepenuhnya bahwa saya sudah gagal mengatur waktu saya, saya gagal mengefisienkan sedikit waktu yang saya miliki untung segudang amanah tersebut. Dan bahkan, saat waktu ujian tiba, belum semua lecture saya review lagi. Jadilah saya CBT bermodal nekat. Alhasil, nilainya terjun payung.

Tapi saya tidak bermaksud menyalahkan segala kegiatan nonakademik saya. Tentu rasanya ingin menemukan kambing hitam yang bisa disalahkan, tapi kalau saya jujur terhadap diri saya, menyalahkan amanah adalah hal yang tidak adil. Sekarang saya cuma ingin menyampaikan, saya tidak shock mendapat nilai segitu. Saya merasa pantas. Seseorang akan mendapatkan apa yang diusahakannya. Kalau usahanya kecil, mustahil dapat hasil yang besar. Menanam biji cabai tidak akan menumbuhkan pohon durian (?)

Kadang-kadang, saya masih memperlakukan Tuhan dengan seenaknya. Di saat-saat genting menjelang ujian, ibadah saya meningkat sekali. Saking hopeless-nya, dan udah gak ada lagi yang bisa nolong kecuali Allah. Pun di saat kita sudah meminta dan memohon pertolongan, tapi Allah belum kasih, itu bukan berarti Allah tidak menyayangi kita. Justru sekarang saya merasakan kasih sayang Allah yang begitu besar dengan tidak memberikan saya nilai yang baik. Saya merasa Allah ingin mengajarkan saya bahwa saya salah, tidak seperti ini seharusnya seorang pejuang ilmu, bukan seperti ini seharusnya saya mengatur waktu saya, dan kalau saja saya disukseskan pada ujian kemarin, tidak kecil kemungkinannya saya akan meremehkan ujian-ujian berikutnya, dan tidak melakukan perbaikan terhadap manajemen waktu saya. Lalu masa depan saya akan semakin wibbly-wobbly-timey-wimey gara-gara manajemen waktu yang payah.

Selain itu, saya merasakan di saat-saat genting kemarin, di saat saya sedang melakukan pendekatan intensif kepada Allah, di situ saya merasakan kebahagiaan yang akhirnya mengisi kekosongan dalam hidup saya. Saya menemukan kebahagiaan dalam ketaatan. Saya sudah mempersiapkan diri saya untuk kegagalan ini. Jadi ada satu kesuksesan dari kegagalan saya kemarin: saya sukses menyiapkan diri saya menghadapi kegagalan. Dari kedekatan saya yang intens dengan Allah kemarin, Allah menganugerahkan saya ketenangan dalam menghadapi kegagalan ini. Tumben banget lho gue gak shock atau down ngeliat nilai segitu. Pokoknya saya bertekad supaya hal seperti ini tidak terjadi lagi. Saya tidak boleh menyia-nyiakan amanah yang Allah berikan kepada saya untuk menuntut ilmu, juga amanah orang tua saya, nenek saya, dan yang terpenting, amanah ummat untuk menjadi seorang dokter yang baik.

Friday, 5 July 2013

Bayi dan Ketek

Jadi hari ini gue ada skills lab abdominal examination (reschedule dari week 2 nih), nah kita pake ruang cardiovascular di lantai 3 Grha Wiyata. Di dalam ruangan itu, banyak perlengkapan buat latihan BLS, (kayaknya sih emang tempat nyimpennya), dan ada 3 ranjang pemeriksaan. Di beberapa ranjang, ada 2 manekin anak laki-laki yang mungkin versi manusianya berusia 5 tahun, dan sebuah manekin anak bayi.

Entah mengapa, hari ini gue merasa insting keibuan gue sangat tinggi. Pas ngeliat manekin itu, langsung gue gendong dengan penuh kasih sayang layaknya menggendong bayi beneran. Pokoknya gue sayang-sayang banget tuh manekin. Dan setelah menggendong-gendong manekin itu kemana-mana, gue merasa perlu segera punya anak #lho. Kata Paulina sih gue terlihat seperti orang stress, haha tapi gak papalah. Beberapa saat setelah menggendong manekin, dr. Suryadi masuk dan gue taro dulu anak gue itu di ranjang pemeriksaan tadi untuk fokus ke latihan kita kali ini.

Semua berjalan lancar, yang pertama maju jadi dokter si Agung, dan gue fokus memperhatikan perbuatan Agung supaya nanti bisa ngasih feedback, dan gue gak menyentuh si bayi sama sekali. Habis Agung, yang maju Nashir. Nah pas ini, gue mulai nggendong-gendong si bayi lagi, tapi tetep sambil merhatiin kerjaannya Nashir. Dan waktu pun berjalan.

Habis Nashir, gue yang maju jadi dokter. Dengan berat hati kan gue harus naro si bayi di ranjang lagi, akhirnya gue taro. Nah selanjutnya gue fokus ke pemeriksaan. Setelah selesai dan dimulai sesi feedback, gue mulai nggendong-gendong bayi itu lagi. Sambil duduk tetep gue gendong tuh bayi. Sesi berlanjut sampai selesai, tidak ada masalah.

Setelah skills lab, gue, citra, rendi, yufi, nashir, agung, dan nisa duduk-duduk di bangku batu deket lobby RK, sekalian sarapan. Beberapa ngerjain laporan, beberapa ngobrol sambil makan. Ya biasalah, habis itu ngobrol-ngobrol ngerencaian farewell party kelompok kita. Terus, karena kunci motornya Nashir lagi dipinjem Hafiq dan Nashir perlu balik ke rumah, jadinya Nashir pinjem motornya Rendi. D'oh, gue gak tau kenapa jadi cerita gak jelas ginian, lamgsung to the point aja ya.

Pokoknya settingnya itu gak ada Nashir dan Agung, cuma tinggal Rendi and the girls aja. Terus terjadi suatu percakapan (gue lupa detailnya gimana, seinget gue aja ya)

Gue: "aaaah, bayi gue masih di GW!! Astri, jahat banget lo tadi bayi gue lo tempeleng pas lagi gue gendong, huhu."
Astri: "hahaha, tadi tuh bayi dismack down ama Alvin loh, dan diketekin Udin, hahahaha."
Citra: "Iya ya? hahaha tadi kan si Hasna nyium bayinya lho."
Hasna: "Hah? Beneran? Emang kapan diketekinnya?"
Astri: "Pas kamu maju meriksa tuh tadi.."
Hasna: "yang diketekin apanya?"
Astri: "Kepalanya, hahahaha.."
Hasna: " waaaaah siaall, tadi gue nyium goodbye ke kepalanya si bayi uuuuuuuuuuurrrrrrghhhh."


Jadi bisa disimpulkan saya mencium apa? hueks.

Saturday, 4 May 2013

Star Trek

Setelah begitu lama didownload dan ditunda untuk ditonton, akhirnya gue putuskan untuk nonton Star Trek (2009) malem ini. Dan tanggapan gue: Wow.

Mungkin udah beberapa lama gue gak bersentuhan dengan dunia science fiction, tiba-tiba nonton ini, rasanya kayak nostalgia masa lalu. Rencananya sih gue pengen namatin dulu novelnya, tapi apa daya, suka gak ada waktu, dan Star Trek Into Darkness udah mau premier di sini tanggal 15 Mei nanti. Walaupun gue berencana untuk nonton itu nanti tanggal 1 Juni, gue ngerasa gak bakal sempet buat namatin novelnya sampe tanggal segitu. Dari pada gue gak ngerti jalan ceritanya, jadi gue putuskan untuk nonton aja filmnya sekarang, novelnya bisa menyusul :p

Dan hey, keren sekali film itu. Banyak cerita dan hikmah (?) yang bisa kita ambil dari film itu. Bagaimana menjadi kapten yang baik, bagaimana menentukan prioritas, mengontrol emosi, dan lain-lain. Ngena banget pas ibunya James T. Kirk melahirkan di dalam space shuttle, sementara suaminya mengorbankan dirinya untuk mati di dalam U.S.S. Kelvin yang diserang sama Nero, demi menyelamatkan 800 awak kapal beserta istri dan anaknya yang masih dalam kandungan. Terus tentang Spock yang gak bisa mengontrol emosinya setelah dia gagal menyelamatkan nyawa ibu dan planetnya, Planet Vulcan, sampai kontrol kapal harus diambil alih sama Kirk. Dan masih banyak yang lainnya.



Oya, sebelum nonton ini juga gue sempet catch up nonton episode 18-19 The Big Bang Theory season 6, streaming online, hahaha...

Gue jadi inget, dulu di Stargate SG-1 nama speciesnya kayaknya banyak yang sama kayak di Star Trek ini: Romulan dll. Apakah pop culture ini punya akar yang sama? Sepertinya menarik untuk dibahas. Dan saya juga jadi pengen belajar Bahasa Klingon.

Di Star Trek Into Darkness yang akan segera tayang, ada Benedict Cumberbatch-nya lhooooooo kyaaaaa *fangirling mode: on* dia jadi main villain-nya: John Harrison. Benedict, Zachary, and Chris in one movie? kyaaaa kyaaaa kyaaaa can't waiiit :3



H-6 tentamen blok 1.5, mohon doanya.

H-11 premier Star Trek Into Darkness di Indonesia

H-66 Ramadlan 1434 H, ya Allah, sampaikanlah kami pada bulan Ramadlan, aamiin..

Friday, 29 March 2013

Rendi's Angels

Haha, mungkin lo berpikir, "Apa banget deh tuh judul?!" Soalnya gue juga mikir gitu. Jadi kan di kelompok tutorial gue anak cowoknya ada 5 dan anak ceweknya juga 5, tapi Rendi seringnya kalo main sama kita anak-anak cewek. Dulu gue nyebutnya Rendi and the Girls, tapi atas saran siapaa gitu gue lupa, akhirnya jadi Rendi's Angels (kayak Charlie's Angels) hahaha setelah dipikir-pikir ternyata kocak juga :P

Ternyata cuma ini foto Rendi's Angels hahaha

Lima Belas Maret 2013

Hei, gue udah lama gak nulis nih, jadi sori dori mori kalo tulisan gue bakal panjang banget, haha..

Jadi ceritanya, tanggal 15 Maret 2013 kemarin, ada salah satu anak kelompok tutorial gue yang ulang tahun. Entah sejak kapan, (kayaknya sejak awal deh) di kelompok gue jadi mentradisi gitu, kalo ada yang ulang tahun kita kasih kue surprise terus makan bareng-bareng. Nah, karena yang berulang tahun kali ini orangnya 'agak spesial' (baca: ngeselin tingkat dewa), jadinya kita juga bikin sesuatu yang agak spesial buat dia: merias motor!

Rencana awalnya sih kita bakal bikin motornya jadi sealay mungkin dengan dekorasi yang gak bisa dicopot lagi biar dia terpaksa pulang dengan motor alay itu. Semuanya udah kita bicarakan beberapa hari sebelumnya, gue yang dapet ide merias motor karena gue dapet inspirasi dari Fiya yang ngajakin ngerias motor Sinta di hari ultahnya juga, hehe.. Karena yang lain gak punya ide yang lebih rasional (idenya Nisa: "kita bawa ke RP lantai 6 terus bilang, 'Selamat ulang tahun ya Shir.' terus kita dorong deh keluar jendela"), akhirnya ide gue diterima, dan entah mengapa gue jai antusias banget gitu. Gimana mekanisme pelaksanaannya? Simak ceritanya..

Jumat itu, awalnya kita ada jadwal praktikum biokimia jam 9-11 (lab biokim ada di RP lantai 6), terus dilanjutkan praktikum farmakologi jam 1. Seharusnya. Tapi ternyata ada reschedule farmako, jadi siang itu kita gak ada praktikum farmakologi, which means jam 11 jadwal kita udah selesai hari itu. Karena kita takut sang target akan segera capcus pulang setelah praktikum, kita berencana mindahin motornya dulu. Dengan beberapa kali upaya, akhirnya kita berhasil mengamankan kunci motornya, *evil laugh*, dan setelah praktikum usai, gue, Nisa, sama Rendi langsung lari keluar lab biokim menuju lift untuk cepet-cepet mindahin motor sang target. Bahkan belum sempet lepas jas lab, gue lepas sama ngelipet jas lab di dalam lift. Saat pintu lift terbuka dan kita udah sampai di lantai 1, kita langsung lari ke parkiran belakang lab anatomi. Gue sama Nisa standby di sana dan rendi ngambil motornya.

Saat itu bahkan belum genap jam 11, gue gak tau anak-anak yang lain pada ke mana, yang jelas siang itu oanas (apa hubungannya?). Gak lama, Rendi dateng dengan membawa motor sang target. Kita langsung cus ngedekor, semua peralatan dekorasi gue yang bawa: kertas crepe yang udah digunting, plang alay bertuliskan "Just Married" yg ada bunga mawarnya, balon, lem, selotip, gunting, dll (kecuali lidi, Yufi yang bawa lidi). Oke, jadi kita mulai merias motornya. Nempelin kertas Crêpe  niup balon, pasang plang, dan lain-lain. Sampai saat itu belum ada tanda-tanda kehadiran yang lain, dan kita lanjut terus merias, sampe sekitar setengah 12, dan udah mau masuk waktu salat Jumat. Si Rendi mau salat di Mardliyyah, katanya dia gak mau ketemu target (?) jadi dia cus ke Mardliyyah. Eeeeh, beberapa saat setelah Rendi pergi, di tengah-tengah saat gue sama Nisa lagi niup balon, si target dateng sambil nggerak-gerakin telunjuknya kayak nunjuk anak nakal sambil nyengir dan ngomong, "gue udah tauuu..."
-______________________-

Sial. Lo gak tau segondok apa rasanya gue. Gue lagi tiup balon coy. Awkward banget scenery itu. Terus dia nyamperin kita, dan karena dia gak punya kunci motornya (kunci motornya masih dibawa Rendi), dia pergi lagi untuk salat Jumat. Gue sama Nisa langsung lemes.

"Yah, gimana nih Nis?"
"Gak tau na..."
"Yaudah lah ya, lanjutin aja yuk."
"Iya deh.."

Kira-kira begitu percakapan desperate kita. Bukan, bukan desperate, tapi failure conversation.
Oh ya, gue baru inget, saat itu Yufi lagi ngambil kuenya yang dititipin di Masjid Ibnu Sina, kalo gak salah Paulina ada acara atau rapat sebentar gitu, Citra gak tau, Agung pulang, Nanda gak tau, dan Alvin ada presentasi CIMSA, jadi dia emang gak bisa ikut dari awal. Fail lah hari itu. Tapi gue sama Nisa tetap istiqomah (?) merias motor target, Yufi juga ikutan. Semuanya udah gemes banget sama target, dengan kejengkela yang membara, kita terus merias motornya berharap bisa jadi motor teralay sedunia. Begini kira-kira jadinya.




Plangnya gue yang bikin lhooo (so what banget ya)

Well, I know itu gak bagus-bagus banget, dan gak sealay yang kita inginkan. Tapi kita tuh udah mutung, gak tau mesti diapain lagi tuh motor. Dan sebenernya, sebelumnya kita udah kecurian start sama Hafiq sama Fian, mereka nemperlin helmnya dengan stiker princess dan Dora, terus sampahnya ditaro di dalem helmnya, dan nullis 'HBD NASHIR' di plat belakang pake tip-Ex. Gue jadi merasa kalah, haha. Oya, kita juga nempel balon alay bentuk kayak sperma di helmnya lho, hahaha...

Rendi mengenakan helm alay
Citra di samping motor alay, mengenakan helm alay
Siang-siang panas-panas, kita belum makan, jadinya kita makan dulu deh (cuma gue, Nisa, Paulina, Citra) karena waktu itu Rendi kayaknya masih soljum dan Yufi ada tes AAI. Pas lagi makan, ada SMS masuk, ternyata dari target, "Rencana kalian gagal, hahahaha." Cih, resek banget. Gue bales aja, "Heh, bukannnya solat malah SMS-an." Pokoknya setelah itu, semua rasanya suram. Padahal, padahal...

Padahal kemarinnya gue berapi-api banget menyongsong hari ini. Seharusnya hari ini seru dan menyenangkan dan ditutup dengan makan kue bersama (kenapa pikiran gue makanan melulu?), tapi Allah menkdirkan lain. Kemarinnya, gue sama Yufi belanja semua supply untuk hari ini, dari dekorasi sampai kue. Kuenya kece lagi.  Kan mbaknya nawarin, kuenya mau ada tulisannya gak, terus gue bilang, mau. Terus gue diskusi dulu sama Yufi mau nulis apa.

"Tulis apa ya yuf?"
"Hmm, apa ya?"
"Feliz Cumpleaños?"
"Ah, jangan bagus-bagus. Nih, belakangan ini kan dia ngomong 'Alright' melulu, kita tulis itu aja."
"Oh iya, hahahahaha kocak banget itu, yaudah kita tulis 'Nashir, alright!!' aja ya?"
"Yaudah has.."

Hahaha, sebenernya ketawa gue lebih panjang dari itu. Itu ide yang sangat cemerlang dari Yufi, gue makin bahagia dan gak sabar menyongsong esok hari, sampe di perjalanan pulang juga gue masih cekikikan ampe Yufi heran (emang gak selucu itu ya?).

Yaudah, habis makan kita ngegabut gak jelas gitu. Pokoknya akhirnya Rendi's Angels udah kumpul dan kita bingung mau ngapain. Udah mau jam 2 dan gak ada tanda-tanda si target bakal dateng. Kata Hafiq si target udah pulang. Heemmmmh tambah bete lah kita. Di tengah-tengah kekesalan dan kue yang ternyata pas diperiksa udah agak hancur sampai tulisannya gak kebaca lagi, akhirnya kita coba hubungi Nanda. Gue SMS, "Nanda, kamu di mana?"
"Makan. Kalian dmn?"
"Makan dmn? Aku sama yufi di Ibsin. Kamu sama syp aja? Nashir dmn?"
"Kayaknya Nashir di rumahnya. Makan di bu siti. Gmn?"
"Nan, balik ke sini nan, hibur kami, kasihani kami ;;;;;_____;;;;;"
"Sebentar."
(jadi bagian awal SMS itu pas gue sama yufi lagi di ibsin, terus kita jalan ke IKM ketemu yang lainnya, dan SMS terakhir itu adalah permintaan teman-teman, hahaha).
Sekitar 15-20 menit kemudian, Nanda dateng dan kita ngadu ke Nanda kayak anak kecil ngadu ke bapaknya, hahaha... Habis itu kita capek dan memutuskan untuk pulang. Kue, kunci motor, sama satu topeng happy birthday (topengnya ada 10, rencana awal kita semua pake topeng itu untuk makan kue) kita titipin Nanda untuk dikasih ke target, biar dia pesta sendirian. Haha, sedih banget ya kita kesannya.

Gue baru inget ternyata gue masih harus nyampein poster dan surat undangan BEM ke fakultas pertanian, dan gue gak berani jalan sendirian, akhirnya gue ditemenin sama Paulina sama Rendi, naik sepeda kampus, sekalian refreshing. Yang lain pulang, kita bertiga cus ke FKG untuk pinjem sepeda, habis itu langsung jalan ke pertanian, dan habis itu kita berencana untuk jalan-jalan muterin kampus. Setelah dari sana, kita menyusuri daerah fakultas pertanian dan nemu jembatan yang langsung ke fakultas peternakan, ternyata ini jebatan gue lewatin hampir setiap hari pulang kuliah, dan kita sempet foto di sana.

Gue (minjem sepeda Rendi utk foto:p) dan Paulina

Rendi dan Paulina

Habis itu kita main ke lembah, yang turunan itu, abis gue penasaran ada apa di bawah sana, ternyata kayak sports center gitu. Nah nah, ada suatu kejadian yang agak memalukan di sini. Jadi pas udah nyampe sports centernya, gue kira itu jalan buntu, jadi gue rencana mau muter balik U-turn gitu, eh karena tanahnya berpasir (alesan!) kaki gue jadi licin dan gue jatoh -___-, pass banget Rendi sama Paulina ada di belakang gue, jadi deh gue diketawain ;_;

Tapi so what banget lah yaa, haha gue juga ketawa dan langsung cus dari sana, malu (._.) Tangan gue berdarah dikit, tapi untung gue bawa hansaplast :3

Habis itu kita haus dan mampir ke food court di belakang gelanggang mahasiswa untuk beli sup buah. Gak tahan godaan, Rendi sama Paulina beli bakso, jadi kita makan minum and ngobrol setelah sepedaan. Lumayanlah, refreshing after an exhausting day :D

Habis itu kita pulang deeeeeeeeh, hahaha...

Dan malemnya......
Jadi gue lagi chatting sama Alvin menceritakan kejadian hari ini, saat tepat pukul 00:00, ada yang ngetok-ngetok kamar gue, Ira udah tidur. Gue pikir, kalo satpam mesti ngomong dong ya. Tapi ini nggak, ngetok-ngetok aja terus, pas gue tanya, "siapa ya?" gak ada jawaban gitu. Merinding banget gue, soalnya dulu Ira pernah cerita kalo di sini emang malem-malem suka ada yang ngetok-ngetok. Duh, panik gue. Makin lama makin kenceng ngetok-ngetoknya. Gak mungkin gue buka pintunya, akhirnya gue bangunin Ira. Dia juga takut, dan teriak lewat jendela ke luar, "Satpaaamm!!!". Seketika itu juga ketokan di pintu makin kenceng dan rusuh, ternyataaa itu Dede sama temennya, Ira ulang tahun!! :D

Apparently rencana Dede gagal, karena niat mereka adalah nakut-nakutin Ira, eh malah gue yang hampir jantungan ;_; tapi gak segagal rencana gue ya, hahaha...

Friday, 15 February 2013

A Little Ramble on Sleep and Memory

So, hello there. First of all I might want to tell you that I'm currently on holiday, and a quite long one (3 weeks, wow!) so I'm at my home sweet home now :)

Actually, before this holiday, I've tried to make a list of what I'm going to do on this holiday, although it was just inside my head (which is ineffective, just write it away!), but honestly I can't get all the things done up until now. Just as I remember, one of it was to do a little research on sleep and its effect on memory consolidation. And why am I doing this? Well, actually it all goes back to the fact that I wasn't doing very well at school now, or at least not as well as hoped it would be, and the other fact that I often don't get enough sleep. And then I remembered that I had read about this thing somewhere, sometimes ago, that sleep deprivation does affect your memory, in a way that it would make it worse or make you harder to remember things, and that sleeping does play a significant role in consolidating our memory. Since studying medicine means that I have to remember so many things in so little time, a good memory is almost a must. The sad thing is I don't. Somehow I'm feeling that my brain's capability in remembering things is getting worse and worse every other day, and I'm starting to get suspicious on my lack  of sleep being the main cause of what's happening to me.

As I am not very experienced in conducting any kind of research, I kinda don't know what exactly to do. My plan was to create something, maybe a list of things or some kind of new knowledge, for me to memorize during two different condition; the first one is that I get to sleep after memorizing the material, and the second one is that I don't get to sleep DIRECTLY after I memorize the material. So you may say that this experiment is conducted not in the night but rather in the daylight, perhaps in the morning or afternoon. And after that, probably a couple of hours or the next day after I memorize the material, I compare the result, and then I should know whether sleep does affect memory. I know, in may ways, this experiment is very inaccurate, like, I don't have a control variable, the time is too short for this experiment to actually give any expected result (meh, what result am I expecting anyway?)

All in all, I started my experiment by doing some literature research on Google about this topic. And then I stumbled upon some paper that are related to this, but I only read one of it, out of laziness, and you can check it out yourself here (anyway, it's a PDF document). Some part of the paper was too complicated for me to understand, so the point I actually get from reading it is that REM sleep is the type of sleep that have the most significant role in consolidating memory, but the type of memory being consolidated remains unclear. May have missed some important points though, you may need to actually read the paper to get the whole point.

After I read the paper I became very sceptical about continuing on this experiment. So yeah you can guess that I didn't actually do it. Honestly, I do love to sleep. Sleep is good. But sometimes we can get too deeply involved in the things that we are doing, and then we check the time and it turned out to be very very late, and in the morning we already have things to do, and so it causes the lack of sleep. Or rather, a good night sleep. It is indeed another fun fact that a night sleep is so important that a daytime sleep or nap cannot ever replace it, or so I heard. And the irony is, I am doing it this very minute. So I think I better finish off this ramble and go to sleep. For real.

PS. I still have books I planned to finish on reading this holiday, but somehow the ambience in my home makes me feel so lazy to grab and read a book. So let's see, it's only about 10 days left of holiday, will I ever make it till the last chapter?

Saturday, 2 February 2013

A Story from Pharmacology Lab. and others

Minggu lalu, tepatnya tgl 15 Januari 2013,  adalah pertama kalinya kita praktikum Farmakologi, di lab farmako lah ya (masa di lab anat? nyuntik cadaver dong? :p). Bagi yang belum tau apa itu farmakologi, pokoknya itu ilmu yg berkutat dengan dunia obat-obatan. Gak tanggung-tanggung, baru sesi pertama praktikum kita udah nyuntik lho. Bayangkan, pake jarum suntik! Syringe! Needle! Hahaha, dan itu adalah pengalaman pertama gue menjadi pengguna jarum suntik.

Jadi sesi pertama itu, praktikum kita tentang pengaruh cara pemberian obat dengan onset dan durasi dari efek obat itu. Objek praktikum kita adalah tikus Wistar, itu lho yang putih-putih kayak Stuart Little. Kita kerja dengan 4 tikus, jadi gue namain deh tikus-tikus di kelompok gue: Stuart 1, Stuart 2, Stuart 3, dan Stuart 4. Nah cara masukin obatnya (kita lagi nguji diazepam, obat tidur) ada 4 juga lah: oral, subcutan, intramuscular, dan intravena. Kalo yang oral itu lewat mulut biasa kayak kita minum obat, cuma bedanya ini kita paksa masukin ke mulut tikusnya pake alat semacam suntikan, tapi ujungnya bukan jarum lho, ya pokoknya biar bisa masuk ke dalem mulut si tikus. Sedangkan 3 cara lainnya itu dengan injeksi, subcutan berarti injeksi di bawah lapisan kulit, intramuskular langsung ke otot, dan intravena ke vena (jelas banget kan ya dari namanya). Pada sesi ini, gue berkesempatan untuk melakukan injeksi subcutan. Gue udah ngincer dari awal pokoknya gue mau nyuntik, ahahay :D

Punya gue sih kayaknya emang yang paling gampang, cuma nyubit sedikit kulit si tikus terus suntik deh. Oh ya, Stuart 1 diinjeksi intramuskular sama Rendi, kalo stuart-stuart lainnya gue lupa sama siapa. Mungkin Alvin, atau Nanda, atau Nashir, atau Agung. Kayaknya bukan anak cewek, pada jijik soalnya. Iyalah, masa pas injeksi intravena aja tikusnya sambil defekasi coba, iyuuuh.. Jadi yaa...memang menjijikkan, basah kencing juga hahaha.. Dan hasilnya, people, alhamdulillah tidak mengecewakan. Punya gue yang berhasil pertama onset sedasi (walaupun sepertinya harusnya gue bersedih karena secara teori, harusnya injeksi intravena yang onset duluan), dan rasanya itu lhooooo, wuaaah, seperti kredibilitas gue sebagai dokter udah teruji! hahaha padahal cuma baru nyuntik tikus doang pake obat tidur, tapi ya gak papalah, sebagai permulaan.. ok lanjut,, hmm pokoknya setelah itu kita mengamati terus perubahan tingkah laku para Stuart, sampai harus mengamati saat mereka tidur, dan repotnya, mereka itu tidurnya gak kethok tidur kayak kita yang menutup kelopak mata, tapi cuma diam tak bergerak dan gak ngerespon sama stimulus yang kita berikan (kayak disodok-sodok atau diangkat-angkat tetep diem aja). Tapi pada akhirnya selesai juga kok laporannya (?) Yang harus diwaspadai saat praktikum dengan tikus malah Nashir, pokoknya kalo dia udah bertindak mencurigakan dan mendekat tanpa alasan, periksa kantong jas lab anda, barangkali anda akan temukan sesosok tikus putih di sana, a.k.a. doi berniat masukin tikus ke kantong gue, untung gue sadar
-_____-

Hmm, itu baru pas sesi I ya, jadi ceritanya di blok 1.3 ini kita ada 2 sesi praktikum farmakologi, nah sebenernya sih yang mau gue ceritain itu yang sesi 2 ini. Lagi, kita bereksperimen dengan tikus-tikus putih. Kali ini, percobaan kita untuk melihat hubungan antara dosis obat yang diberikan sama efek yang terjadi pada tikus. Kalo di buku Color Atlas of Pharmacology-nya Lulmann, contoh kasusnya itu beberapa tikus dikasih Morphine (tau kan, yang suka dipake narkoba, memberikan efek excited), dan gue udah excited sendiri, kirain kita bakal main-main pake Morphine (obat ini efeknya bikin ekor tikus berdiri, kan kece tuh). Eh taunya, obat yang kita mau uji itu Neostigmine, semacam penstimulus saliva (air liur) gitu (merupakan jenis obat inhibitor asetilkolin esterase, CMIIW :p), dengan cara menimbang berat saliva yang dihasilkan si tikus sebelum dan setelah dikasih Neostigmine itu, biar keliatan, dengan dosis Neostigmine sekian, jumlah saliva yang dihasilkan sekian.

Nah kan kita ngukur jumlah salivanya itu dalam satuan berat, jadi ada kayak semacam spons kecil yang kita masukin ke bagian bawah lidahnya si tikus sebelum pemberian obat, terus timbang. Tunggu 10 menit, masukin spons baru ke bagian bawah lidah dan timbang lagi. Dengan begitu kita bisa tahu berapa jumlah saliva yang dihasilkan karena efek obat ini. Yasudah lah ya, pokoknya gitu. Kalo mau tau lebih lanjut mengenai prosedur de el el, nih saya pinjamin buku blok 1.3. Jadi, pas udah mendekati momen-meomen terakhir, di tikus terakhir yang kita mau timbang salivanya itu, foamnya gak bisa diambil soalnya tikusnya udah bangun dan maunya nutup mulut (ohiya, jadi sebelum disuntik Neostigmine, tikus-tikus kita ini dibius dulu). Kalo gak salah yang lagi megangin tikusnya itu Alvin apa Agung gitu gue lupa, dan yang mau ngebuka mulut tikusnya itu Nanda. Bukanya pake sebuah alat yang mirip pinset gitu tapi lebih besar dan namanya bukan pinset, gue lupa apa. Saat tikusnya bangun dan foamnya masih di dalem, kita panik semua, jadi kayak situasi emergency gitu. "Eh gimana itu?? Foamnya ketelen tikusnya!!!" gue lupa siapa yang ngomong gitu, atau jangan-jangan malah gue? Dalam keadaan panik gitu, Nanda gemeteran banget, udah masukin alatnya dalem-dalem ke mulut tikusnya untuk nahan giginya dan ngambil foamnya, tapi usaha gagal, karena gemeternya itu pake banget. Akhirnya diambil alih sama Nashir, dia lebih tenang dan akhirnya foam bisa terambil, situasi emergency teratasi. Kok kalo dibaca lagi, cerita gue ini gak jelas banget ya? Hah, seandainya gue bisa menuliskan situasi saat itu, mesti seru. Suasana gawat daruratnya itu lho, terasa banget, hahaha..

Setelah dua kali melakukan percobaan dengan tikus, gue jadi kepikiran, tikus-tikus bekas percobaan itu nasibnya gimana ya? Apa mereka bakal dipake buat percobaan lagi? Kayaknya sih nggak ya. Lalu pada suatu saat, ada anak tutorial gue, gue lupa siapa, yang bilang kalo mereka akan dibakar, atau dianalgesi (dibius) sampe mati. Hemmmmm, setelah mendengar itu (tanpa tau fakta sebenarnya yang terjadi) gue jadi merasa gak enak dan berutang budi sama tikus-tikus itu. Gue jadi inget eksperimen otot waktu SMA dulu, pake kodok, dan karena kodok gue agresif gak mau diem, otaknya (pokoknya di bagian kepalanya) dilumpuhkan sama guru biologi gue dengan cara ditusuk-tusuk pake jarum. Eh bener kodoknya langsung lemes. Sebenernya gak tega gue, ampe kebayang-bayang dan kebawa mimpi, inget banget gue. Beberapa hari yang lalu gue ngobrol sama Rabikah and just found out about her concerns about animal abuse. Yah walau ini gak bisa dikata animal abuse, tetep aja rasanya gak enak kan (apa cuma gue doang?), dan doi kaget waktu gue bilang tentang pembakaran dan anestesi itu. Dia berencana untuk mengklarifikasi hal ini ke lab farmako (kapan, Bik? gue ikut dong, ajak-ajak yaw). Semoga saja tikus-tikus itu baik-baik saja dan gak mengalami rasa sakit yang berarti pun ketika mereka harus mati. Sekian.