Tuesday, 17 June 2014

More Syukur, Less Drama

Lihat dulu ke dalam. Ke dalam mana? Ke dalam diri sendiri. Ke dalam hati. Kadang-kadang kita merasa hidup kita berat dan menganggap bahwa masalah hanya menimpa diri kita. Tapi ada juga orang yang kelihatannya senantiasa bahagia, tersenyum, tertawa, meskipun mungkin hidupnya sangat sederhana. Meskipun mungkin kita tahu bahwa dia juga punya masalah yang mestinya memberatkan hatinya dan menghilangkan senyum dari bibirnya. Tapi kenapa ia masih saja bisa tertawa?

Mungkin jawabannya ada pada tingkat kesyukuran. Tiap orang barangkali berbeda dalam memahami syukur dan dalam melaksanakannya. Namun pada hakikatnya, syukur seharusnya membawa kebahagiaan bagi para pelakunya. Bila kita sudah merasa bersyukur, tapi masih sungguh berat menjalani hari yang banyak terisi masalah, mungkin cara bersyukur kita perlu dikoreksi. Syukur yang benar akan membawa kelapangan dada, ia akan membuat kita melihat segala masalah sebagai peluang untuk menjadi dewasa. Ia selalu bisa membuat kita melihat the sunny side dari segala peristiwa. Bila tak punya uang, kita jadi berhemat. Jika nilai kita buruk, kita belajar lagi untuk meningkatkan pemahaman. Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, pertanyaannya: bisakah kita melihat dan merasakan hikmah tersebut?


No comments:

Post a Comment