Friday, 23 May 2014

Nervous Tiada Tara

Jadi besok, 24 Mei 2014, akan diadakan seleksi untuk asisten praktikum Biokimia dan Patologi Klinik. Aku daftar Biokimia, dan bahkan belum sampai separuh materinya kureview lagi. Jadi judul post ini cukuplah menggambarkan perasaanku saat ini.

Bila memang Allah berkehendak, kehendak-Nya adalah selalu yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya. Ya Allah, bantu kami menghadapi hari esok dan jadikan kami ridho dengan segala ketentuan-Mu.

Wednesday, 21 May 2014

Bersabar

Pada masa akhir zaman seperti ini, tidak mudah untuk bertahan di jalan kebenaran. Begitu banyak pencampuran antara yang haq dan batil terjadi di sekeliling kita, semua seakan bersifat abu-abu. Tentunya bagi yang bermata hati jernih, akan tetap nyata baginya mana yang haq dan mana yang batil. Dan bila hatinya bersih, ia akan tetap memilih yang haq, meskipun sulit. Pernah kubaca dahulu, bahwa para pencinta kebenaran di masa kini, mereka bagaikan menggenggam bara api dalam menjaga kebenaran tersebut. Maka bersabarlah, luka bakar yang menggerogoti tangan kita kelak akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa kita tetap berusaha teguh dengan aturan-Nya di zaman yang serba amburadul ini. Bukankah dalam beragama diperlukan kesabaran yang besar? Seperti yang dipesankan Umar ra., kendaraan apapun yang kita pilih, baik syukur maupun sabar, akan membawa kita ke jalan keselamatan. Maka bersabarlah, dan ingatlah ridho Allah menanti di ujung jalan kesabaran ini.

Saturday, 17 May 2014

Love is on the Radio

Hey!

So, belakangan ini gue lagi terobsesi banget sama lagu barunya McFly, Love is on the Radio. Sebenernya ini aslinya dinyanyiin sama band McFly (British band, bagi yang gak tau McFly), tapi versi favorit gue adalah yang dinyanyiin Tom (personil McFly) sama istrinya, Giovanna (Gi) Fletcher. So sweet banget, my favourite couple <3. Pas syuting video ini Gi lagi hamil, dan sekarang anaknya udah lahir, namanya Buzz Michelangelo Fletcher, haha.. Okedeh, ini lagunya, check this out guys ;]

Love is on the Radio


I was alone and my stomach was twisted,
But I can get up now, the dark clouds have lifted
Back in the old life, before you existed,
I couldn't see right, my windows were misted

Said one word, made me feel much better,
Starts with L and it's got four letters

Things are looking up, looking up (hey!)
There's magic everywhere you go
Strangers stop to say hello (hello, hello, hello)
So turn it up, turn it up (hey!)
As loud as you can make it go
'Cause love is on the radio

Now that I've found you, my heart's beating faster,
We could be happy forever and after
We could be married, like Mrs and Mr,
We'll have a son and we'll give him a sister ;]


Just one thing holding us together,
A four letter word and it lasts forever

Things are looking up, looking up (hey!)
There's magic everywhere you go
Strangers stop to say hello (hello, hello, hello)
So turn it up, turn it up (hey!)
As loud as you can make it go
'Cause love is on the radio

Love is on the radio
Love is on the radio (turn it up, turn it up)
Love is on the radio (turn it up, turn it up)
Love is on the radio (turn it up, turn it up)
Love is on the radio (turn it up, turn it up)
Love is on the radio (turn it up, turn it up)
Love is on the radio (turn it up, turn it up)
Love is on the radio

Funny one thing led to another,
You came along, filled my days with colour
And its been an everlasting summer,
Since we found each other

Things are looking up, looking up (hey!)
There's magic everywhere you go
Strangers stop to say hello (hello, hello, hello)
So turn it up, turn it up (hey!)
As loud as you can make it go
Play until your speakers blow,
Listen 'til your ears explode,
'Cause love is on the radio

Sunday, 11 May 2014

Incompatible

Kau tau, saat dulu kita masih sering berbicara, di hari-hari itu hanya kaulah yang ada di pikiranku. Kau memberikanku gambaran bgmn rasanya memiliki seseorang untuk dicintai. Pada saat itu, aku berusaha sebisa mungkin menyamakan frekuensiku denganmu, karena kita punya perbedaan yang tidak sedikit. Tapi aku tak mau kehilangan kamu, maka aku coba beradaptasi, menerapkan prinsip 'survival of the fittest' karena kupikir hubungan kita punya peluang untuk 'survive'.

Namun begitu, semakin hari aku merasa kita semakin jauh. Kita hanya baru berjumpa satu kali, saat kita berkenalan. Sebenarnya aku sangat ingin berjumpa denganmu lagi, sampai aku mencari celah sekecil apapun yang berpeluang mempertemukanku denganmu. Aku bahkan mempertaruhkan harga diriku dengan mengajakmu keluar untuk menikmati secangkir teh, undangan yang akhirnya kau tolak. Dan saat itu aku merasa sungguh bodoh karena mengajakmu pergi. Sampai sekarang aku masih belum bisa memastikan apakah penolakanmu itu karena kau tak ingin bertemu lagi denganku, atau memang benar karena kau tak ingin mengganggu aku dan temanku yang juga aku ajak untuk menemani kita.

Bahkan barangkali kau tak akan tau kalau orang utama yang ingin kuajak keluar malam itu adalah kamu, dan bukan temanku itu. Barangkali, kalau kamu tau, kamu akan mau pergi denganku?

Aku tidak tau hal apa pada dirimu yang begitu menarik untukku, bahkan aku pun belum yakin kalau aku benar-benar tertarik padamu. Mungkin kecerdasanmu, mungkin selera humormu, mungkin perhatianmu, atau sikapmu yang begitu romantis. Atau barangkali aku cuma jatuh cinta dengan konsep memiliki seorang kekasih.

Tapi akhirnya aku sadar (lagi) kalau hubungan kita tidak mungkin diterima oleh Tuhan, dan tidak masuk akal, sehingga aku memutuskan untuk menghapus seluruh percakapan kita; satu-satunya kenangan yang kumiliki tentang dirimu. Aku harus belajar untuk menjalani hariku seperti saat aku belum berjumpa denganmu, berpura-pura kau tidak pernah ada dalam hidupku.

Namun setelah itu pun aku gagal. Aku tak kuasa menahan diri untuk menceritakan kepadamu bahwa salah satu orang paling berpengaruh di dunia mengunjungi sekolahku. Aku tidak tau mengapa, tapi rasanya aku perlu menceritakan itu padamu. Aku belum bisa benar-benar menghapusmu dari hidupku.

Karena itu, aku tidak akan lagi berusaha untuk melupakanmu, berpura-pura kau tak pernah ada. Aku hanya akan berusaha sabar untuk menerima bahwa mungkin kita tidak ditakdirkan bersama, dan bahwa aku baik-baik saja.

Prosa bebas oleh:
Hasna Mardhiah